Minggu, 06 Juli 2008

Gaya Baru Melakukan Perubahan Fundamental

Judul : Re-Code Your Change DNA : Membebaskan Belenggu-Belenggu Untuk Meraih Keberanian dan Keberhasilan Dalam Pembaharuan

Penulis: Rhenald Kasali, Ph.D
Penerbit:PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Januari 2007
Halaman: xviii+270
Harga: Rp.150.000,00

Buku Re-Code Your Change DNA yang ditulis oleh Rhenald Kasali ini adalah bukunya yang kedua yang berbicara tentang manajemen perubahan setelah buku sebelumnya cHaNgE! mendapat respon dan komentar yang positif dari masyarakat. Boleh dibilang buku keduanya ini menggenapi buku cHaNgE! yang pertama ditulisnya guna memberi model yang lebih terstruktur dalam melakukan perubahan, seperti yang dikatakannya dalam kata pengantar, " Buku ini ditulis untuk menyemangati spirit perubahan yang sudah mulai tumbuh dan memberi model yang lebih terstruktur untuk melakukan pembaharuan."

Dalam buku ini penulis menaruh perhatiannya pada apa yang disebut dengan DNA Perubahan (Change DNA) yang dimilikioleh setiap individu. Dengan kata lain buku ini lebih memfokuskan diri pada manusia sebagai pelaku perubahan itu sendiri, bukan pada alat atau masalah yang dihadapi. Lebih spesifik lagi pada hal-hal yang mempengaruhi karakter seseorang yang sangat ditentukan oleh cara berfikir dan lingkungannya.

Dalam ilmu genetika biologi, DNA (deoxiribo nuclead acid) merupakan unsur pembawa prilaku yang terdapat dalam gen seseorang. Sebuah DNA tidak bisa diubah begitu saja kecuali dengan memberikan treatment khusus pada kode-kode pembentuk DNA tersebut, inilah yang disebut dengan Re-Code. Dalam managemen perubahan Re-Code DNA berarti membentuk atau menata kembali kode-kode sel pembawa sifat perubahan agar "fit" dengan kebutuhan zamannya.

Guna memudahkan pembahasan penulis membuat alur dan model untuk melakukan Re-Code DNA. Menurut penulis, Organisasi yang adaptif harus didukung oleh sumber daya manusia dengan kadar Change DNA yang tinggi. Change DNA pertama-tama harus diukur kadarnya dengan cara cek OCEAN. OCEAN merupakan kode-kode Change DNA yang menyimpan sifat dan perilaku manusia yang merupakan kepanjangan dari Openess to experience, Conciousnes, Extroverts, Agreableness, dan Neuroticism. Untuk menghidupkan kadar Change DNA, perlu dilakukan re-orientasi kadar OCEAN tersebut. Re-Code DNA harus dimulai dari manusia sebagai individu dengan cara mengubah cara berfikirnya (Re-Code Individu) kemudian dilanjutkan dengan me Re-Code organisasi yang menjadi rumahnya (Re-Code Organisasi). Karena organisasi dan manusia-nmanusia di dalamnya begerak karena pemimpinnya, maka Change DNA sang pemimpin juga perlu di Re-Code (Re-Code Leader). Organisasi tidak hanya perlu di Re-Code desainnya saja (struktur, nuansa, linkages, boundary), melainkan juga kelompok-kelompok besarnya. Kelompok besar itu dibentuk melalui jaringan-jaringan yang disebut "The Critical Mass" (Re-Code The Critical Mass). Dalam hal ini, merekrut Change Agents secara konvensional dinilai kurang efektif. Pusat pengkodean ulang perilaku-perilaku itu adalah cara berpikir yang menentukan cara bekerja. Oleh karena itu, ini adalah saatnya melakukan Re-Code pikiran, dari hubungan yang berfokus pada kesalahan (problem-based) dan pasif (you tell them), menjadi lebih produktif dan berorientasi pemecahan masalah (solution-based) dan aktif( we ask them, they tell us). Jalankan berulang ulang, maka terbentuklah keindahan manusia pada organisasi baru yang cerdas.

Re-Code

Suatu organisasi dibentuk oleh individu-individu yang masing-masing membawa DNA. Karena dibentuk oleh individu-individu maka organisasipun dapat dipandang sebagai suatu makhluk hidup. Ketika awal bertumbuh, organisasi mencari bentuknya sendiri, setelah mapan ia menemukan jalannya, dan merasa nyaman dengannya. Ketika sudah merasa nyaman dengan jalan yang ditempuhnya, biasanya suatu organisasi enggan untuk berubah, sementara disisi lain, jalan yang ditempuh juga diminati oleh orang atau organisasi lain, dan lama kelamaan jalan itu menjad penuh sesak. Salah satu cara untuk memperbaiki "DNA organisasi" yang sudah terbelenggu oleh tradisi biasanya dimasukan "darah-darah segar" baru yang dapat memberi "warna baru" untuk melakukan perubahan. Ada dua kemungkinan yang dihadapi oleh orang-orang baru tersebut setelah bergabung dengan organisasi yaitu membawa iklim perubahan dengan konsekuensi dimusuhi oleh orang-orang lama, atau ikut larut dalam tradisi lama dan akhirnya ikut terbelenggu oleh tradisi tersebut yang dikenal dengan istilah "monkey see, monkey do", setiap generasi baru yang datang akan mengkopi tradisi yang dilakukan para seniornya.Solusi lain yang ditawarkan untuk memperbaiki "DNA organisasi" adalah dengan memunculkan "Super CEO" yang berdasar pada jargon "one person can make a difference", tapi kenyataannya hanya seorang "Super CEO" saja tidak mencukupi, seoraang CEO perlu didukung oleh karyawan , incentive, dan resource yang memadai. Singkat kata "a leader is not everything".

Dalam sebuah proses perubahan selalu dituntut adanya lima hal di bawah ini secara sekaligus:

1. Visi tentang arah masa depan. Perubahan tanpa visi yang jelas hanya akan menimbulkan kekacauan (confusion).
2. Keterampilan (skills) untuk mampu melakukan tuntutan-tuntutan baru. Keterampilan ini harus terus dipelihara, ditumbuh dan dikembangkan.Perubahan yang tanpa disertai dengan keterampilan, hanya akan menimbulkan kecemasan-kecamasan yang akhirnya meghambat perubahan itu sendiri.
3. Insentif yang memadai, baik langsung maupun tidak langsung, cash maupun non cash, individual (berdasarkan kinerja perorangan) maupun kelompok (berdasarkan kinerja kelompok/unit kerja).
4. Sumberdaya (resources) yang memudahkan ruang gerak dan pertumbuhan.
5. Rencana tindak (action plan). Rencana tindak adalah bukan sekedar rencana, melainkan sebuah rangkaian tindakan yang diintegrasikan dalam langkah-langkah yang spesifik dan terencana, tertulis dan dimengerti oleh semua prilaku yang terlibat.

Seleksi Alam

Dalam teori evolusi Charles Darwin memperkenalkan dua istilah yang sangat penting, anagenesis (perubahan perlahan-lahan dari kondisi dari kondisi makhluk hidup masa lalu menjadi sekarang) dan cladeogenesis(proses percabangan/divergensi dari suatu kategori besar yang serupa menjadi sub-sub kategori yang berbeda, namun memiliki kemiripan DNA). Kedua istilah ini kemudian menjadi terkenal di dunia bisnis. Para ahli menemukan bahwa perusahaan-perusahaan dan merek-merek besar pun tidak luput dari proses seleksi Alam. Dalam seleksi alam, menurut darwin, bukan yang terkuat yang akan bertahan, akan tetapi yang paling ADAPTIF. Dalam suatu proses seleksi alam selalu ada yang namanya kompetisi. Kompetisi dapat mendorong perubahan dan menghasilkan produk-produk baru, disisi lain, kompetisi juga dapat mengakibatkan kematian jika tidak disukung dengan perbaikan mutu SDM.


bersambung

0 komentar: