Kamis, 06 September 2007

Seni Menyiasati Perubahan Yang Senantiasa Berubah

Judul : Change! Manajemen Perubahan dan Harapan
Penulis : Rhenald Kasali Ph.D
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Maret 2005
Tebal : 434 halaman
Ukuran : 14.5 x 24 cm
Harga : Rp 95.000,-

Di dunia ini tidak ada sesuatu yang tidak berubah, kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan adalah tanda kehidupan. Manusia yang tidak mau berubah ketika alam menghedaki perubahan hanya akan menjadi manusia yang kalah yang terseret derasnya arus perubahan. Ketika memang perubahan harus terjadi dan tak bisa dibendung lagi, maka tak ada gunanya bergeming menahan arus perubahan, yang harus dilakukan hanyalah menyiasati agar perubahan tersebut tidak menyeret ke lembah keterpurukan, tetapi membawa kita menjadi orang-orang yang menang. Manusia yang menang adalah yang bisa mengendalikan laju perubahan kearah yang lebih baik, bukan malah sebaliknya. Untuk dapat menyiasati dan mengendalikan arah perubahan tersebut dibutuhkan apa yang dinamakan dengan manajemen perubahan yang harus senantiasa dibarengi pula dengan manajemen harapan. Karena perubahan yang tidak diiringi dengan harapan hanya akan berhenti ditengah jalan sebelum menampakan hasilnya, yang ujungnya akan berakhir pada kekecewaan. Seni perubahan inilah yan diuraikan oleh Renald Kasali Ph.D. dalam bukunya yang berjudul CHANGE: Tak peduli berapa jauh jalan salah yang anda jalani putar arah sekarang juga (manajemen perubahan dan manajemen harapan). Dalam bukunya tersebut Renald Kasali menguraikan secara detil bagaimana upaya kita untuk menyiasati perubahan dimulai dengan memahami filosofi, sejarah dan konsep dasar perubahan, kemudian meyakinkan orang untuk "melihat", bergerak, dan menyelesaikan perubahan, sampai dengan bagaimana cara membuat pesta perubahan dan mengelola harapan.


Teknologi Pemicu Cepatnya Terjadi Perubahan

Disadari atau tidak perkembangan teknologi merupakan pemicu terbesar terjadinya perubahan yang sangat cepat. Dunia berubah dengan cepat setelah inggris memelopori revolusi industri melalui temuan-temuan mesin mekanik yang mengubah wajah dunia dalam menghasilkan sesuatu. industrialisasi kemudian menciptakan perubahan yang dasyat pada babak berikutnya. Industrialisasi menuntut kewirausahan, inovasi, bahan baku dan pasar. Peta duniapun berubah total. Penguasaan bangsa-bangsa beserta bahan baku yang dikuasainya, perang terhadap ideologi, dan perang informasi terjadi dari hari kehari. Manusia terus mencipta, melahirkan karya-karya baru dan perubahan terus mengikutinya. Dengan kata lain perubahan senatiasa mengikuti alur kehidupan, dan kehidupan adalah perubahan itu sendiri.


Perubahan dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan pada siapa saja. Perubahan adalah suatu siklus yang harus dilalui oleh semua makhluk hidup, alam, manusia, perusahaan maupun bangsa-bangsa di dunia. Hanya mereka yang mampu beradaptasi dengan perubahanlah yang mampu bertahan melewati siklus tersebut.

Dalam bukunya, Rhenald Kasali, lebih mengkhususkan bahasannya pada fenomena perubahan yang terjadi di perusahaan, hal ini selaras dengan kondisi perusahaan-perusahaan di Indonesia yang sedang berusaha bangkit kembali setelah diterpa krisis ekonomi yang berkepanjangan yang telah mematikan sebagian besar sektor usaha. Dalam buku ini penulis menguraikan langkah-langkah yang harus diambil untuk memulai perubahan yang harus dilakukan untuk keluar dari kondisi krisis ataupun perubahan yang dilaksanakan untuk menghindari kondisi kritis dan strategi-strategi apa yang harus diambil untukmenghadapi perubahan tersebut.


Strategi Perubahan Ala Plat

Dalam bukunya, penulis mengadopsi strategi perubahan yang dikemukakan oleh Plat. Plat (2001) membedakan perubahan strategis suatu perusahaan ke dalam tiga kategori, yang masing masing kategori harus ditangani secara berbeda, yaitu:

1. Transformasi Manajemen. Transformasi biasanaya dilakukan oleh perusahan - perusahaan yang sehat, atau perusahaan yang mulai menangkap adanya sinyal-sinyal yang kurang menggembirakan.Pada saat ini, biasanya perusahaan mengajukan pertanyaan-petanyaan seperti:

- Hal-hal tidak patut apa yang telah kita lakukan ("wat are we doing wrong")
- Hal-hal apa yang mampu membuat kita menjadi lebih abik ("what could we do better")

2. Manajemen Turnaround. Biasanya dilakukan kalau suatu perusahaan sudah mulai menghadapi persoalan-persoalan yang agak pelik dan melibatkan pihak-pihak yang agak luas. Namun, pada tahapan ini disadari perusahaan masih mempunyai sumber daya (pada sisi aset) dan waktu yang memungkinkan untuk melakukan manuver-manuver perbaikan. Misalnya anda masih bisa memperbaiki performance perusahaan karena masih mempunyai produk unggulan, reputasi yang memadai dan masih ada aset-aset kurang prduktif yang dapat ditingkatkan produktivitasnya atau dilepas pada pihak ketiga.

3. Manajemen krisis. Biasanya dilakukan kalau perusahaan sudah memasuki masa krisis, yaitu saat perusahaan kehabisan darah (Cashflow) dan energi (reputasi dan motivasi). Pada titik ini perusahaan mulai tampak sulit memenuhi kewajiban-kewajiban pembayaran jangka pendek yang jatuh tempo, mulai dari tagihan para pemasok bahan baku, kredit jangka pendek, sampa gaji karyawan. Pada tahap ini, perusahaan sudah benar-benar berada pada posisi berbahaya dan posisinya diragukan.


Melihat, Bergerak, dan Menyelesaikan

Sangatlah sulit melakukan perubahan seorang diri. Perubahan hanya dapat diselesaikan dengan kawalan sebuah tim, tim perubahan. Oleh karenanya seorang pemimpin yang ingin melakukan perubahan harus bisa membuka mata bawahannya untuk "melihat" perlunya perubahan. Ada tiga cara yang dapat ditempuh untuk membantu orang lain "melihat" ,

1. Ciptakan kontras yg tajam, sesuatu akan disadari keberadaannya jika ada kontras antara dirinya dan lingkungannya. Dengan adanya kontras seseorang dapat melihat adanya gap antara apa yang telah diperolehnya dan apa yang telah diperoleh oleh orang lain, atau antara apa yang telah berhasil dicpainya dengan apa yang seharusnya masih bisa dicapainya.

2. Ciptakan konfrontasi yang efektif, terkadang menciptakan kontras saja tidaklah cukup. Seseorang perlu dikonfrontasikan atau dihadapkan dengan masalah yang berulang-ulang. Dengan adanya konfrontasi yang intensif seseorang akan lebih memahami apa yang dihadapinya dan mengapa perlu perubahan.

3. Gabungkan antara kontras dan konfrontasi, gabungan antara kontas dan konfrontasi adalah kombinasi yang baik dalam membantu "melihat" perlunya perubahan. Dengan kontras seseorang mampu membedakan antara dua situasii yang berbeda dan dengan konfrontasi seseorang dibawa lebih mudah untuk memahami permasalahan yang dihadapi.

Setelah bisa meyakinkan orang lain untuk bersama-sama melakukan perubahan langkah berikutnya adalah mendorong mereka untuk bergerak melakukan perubahan. Karena tidak semua orang ang melihat lantas mau bergerak. Seseorang yang telah melihat maka ia akan percaya (seeing is believing) dan seseorang yang percaya maka ia akan memiliki komitmen untuk bergerak. Ada kalanya orang lebih dulu percaya dan bergerak kemudian ia melihat (believing is seeing). Langkah berikutnya adalah menyelesaikan perubahan, karena tidak semua orang yang bergerak selalu mampu menyelesaikan perubahan, oleh karena itu dibutuhkan komitmen yang kuat untuk menyelesaikan perubahan, untuk menumbuhkan komitmen tersebut dibutuhkan tujuan-tujuan jangka pendek yang senantiasa dapat dilihat hasilnya dalam jangka waktu yang relatif singkat sehingga orang yang melihat baru percaya (seeing is believing) akan ikut bergerak mengawal perubahan dan orang yang percaya baru melihat (believing is seeing) tidak akan putus asa karena senantiasa dapat melihat hasilnya. Adakalanya perubahan baru dapat diselesaikan oleh tim perubahan setelah terjadi pergantian kepemimpinan, tetapi yang penting adalah jangan sampai perubahan ini terhenti ditengah jalan dan tidak pernah terselesaikan.


Pada bab-bab berikutnya penulis membahas mengenai bagaimana cara bergerak 'yang baik dan benar' setelah berhasil membantu semua orang melihat akan perlunya perubahan. Dalam bergerak mengawal perubahan, seseorang harus bisa mengidentifikasi kondisi perusahaan yang ditanganinya. Perubahan pada saat-saat perusahaan sedang menanjak tentu saja berbeda dengan kondisi perusahaan yang sedang terpuruk atau sekarat. Oleh karenannya diperlukan analisis turnaround (putar balik), dan harus tepat dalam pemilihan pemimpin perubahan. Selain itu agar perubahan dapat terjadi dengan baik diperlukan proses penyederhanaan masalah dan berorientasi pada tindakan.

Di dalam peroses perubahan juga diperlukan terjadinya transformasi nilai-nilai budaya korporat. Setiap budaya yang baik perlu untuk dipelihara dan ditumbuhkembangkan, sebaliknya budaya yang jelek sedikit demi sedikit dihapuskan. Oleh karenanya diperlukan "sharing" budaya antara bagian dalam perusahaan sehingga semua orang tahu dan mau menjalankan 'budaya baik' dan meninggalkan 'budaya buruk'.

Pesta Perubahan Yang Menggairahkan

Setelah proses perubahan selesai dilakukan, langkah terakhir adalah merayakannya. Buatlah pesta perubahan yang mengikutsertakan semua orang. Dapat dipahami bahwa dalam proses perubahan selalu ada pihak yang pro dan yang kontra. Akan tetapi dalam pesta perubahan kedua kelompok ini harus sama-sama 'diundang' kepesta agar kelompok yang kontra perubahan tidak mengganjal perubahan yang sudah dan sedang dilakukan dan supaya mereka melihat hasil perubahan yang telah dilakukan agar mereka tergerak hatinya untuk ikutserta mengawal perubahan. Yang perlu diingat dalam sebuah pesta adalah bukan pesta itu sendiri melainkan tujuan dibaliknya. Oleh karena itu, buatlah semua orang merasa berpartisipasi dalam proses perubahan.
Buatlah mereka memiliki perubahan itu, pompa lah semangat setiap orang dengan memperlihatkan hasil-hasil perubahan yang menjanjikan sehingga setiap orang bisa melihat kesuksesan yang telah dilakukannya. Selain itu selalu tanamkan harapan-harapan dalam proses perubahan. Karena tanpa harapan, proses perubahan hanya akan dipenuhi oleh keputusasaan. Akan tetapi, harapan tersebut harus disesuaikan dengan realitas yang ada, jangan sampai harapan itu membuahkan kekecewaan karena sangat jauh dari realita.

Bertabur Kisah Perubahan

Satu hal yang menjadikan buku ini menarik adalah bertebarannya contoh-contoh nyata perubahan yang telah dilakukan oleh perusahaan besar baik dalam dan luar negeri disetiap bab yang berkaitan dengan topik yang sedang dibahas. Dari dalam negeri kita akan disuguhi kisah proses perubahan yang dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Garuda Indonesia yang berjuang melewati tahap krisis akibat krisis moneter. Kita juga akan menemukan bagaimana Sido Muncul dengan upayanya menaikkan image jamu yang pahit, kuno, dan 'hanya untuk kalangan bawah' menjadi jamu modern yang enak dan menjadi konsumsi orang kaangan atas. Dan masih banyak lagi kisah tentang perubahan yang dijalani perusahaan-perusahaan dalam negeri dalam menghadapi krisis dan meningkatkan "pamor"nya. Dari luar negeri diantaranya kita akan disuguhi oleh proses perubahan yang dilalui oleh perusahaan seluler terkemuka Nokia yang tadinya hanya sebuah perusahaan kayu, karet, dan kabel hingga menjadi perusahaan penghasil handphone terbesar di dunia. Kita juga akan melihat bagaimana Harley Davidson dengan perubahan'radikalnya' menjadi hanya satu-satunya perusahan sepeda motor Amerika yang dapat bertahan sampai sekarang setelah sebelumnya ada ratusan perusahaan sepeda motor di Amerika. Ditataran individu kita akan disuguhi oleh kisah hidup Martin Luther King yang dijadikan contoh dalam proses perubahan - melihat,bergerak,dan menyelesaikan - dalam memperjuangkan penghapusan apharteid di amerika. Dan banyak lagi kisah kisah perubahan lainnya, yang dapat kita jadikan cermin dalam melakukan perubahan sesuai dengan jalur yang digariskan dalam buku ini, yang mungkin tidak akan kita temukan dibuku-buku lainnya. Sebuah buku yang 'musti' dibaca oleh para pelaku perubahan agar tak salah langkah.

Tentang Penulis

Dr. Rhenald Kasali adalah host acara Solusi Rhenald Kasali yang disiarkan oleh stasiun televisi ANTV setiap Kamis malam. Acara yang ditujukan untuk kalangan eksekutif itu disukai oleh khalayak pemirsa karena materinya berbobot dan disajikan dengan teknik presentasi yang natural. Sehari-hari, Dr. Rhenald Kasali adalah dosen Fakultas Ekonomi Uiversitas Indonesia dan Ketua Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang meghasilkan magister dan doktor dalam ilmu manajemen. Buku-buku yang ditulisnya selalu menjadi perhatian kalangan bisnis dan dikoleksi olh banyak orang. Selain mengajar di Universitas Indonesia, ia juga menjadi dosen terbang di Program Magister Manajemen Universitas Sam Ratulang, Universitas Tanjung Pura, Universitas Udayana, dan Universitas Lampung. Ia juga mengasuh acara Bedah Bisnis Rhenald Kasali di Radio M97FM, Jakarta. Solusi Bisnis Club di Graha Niaga Jakarta, dan kolumnis tetap di tabloid Kontan. Selain mengajar, Dr, Rhenald Kasali adalah partner pendiri pada kantor Konsultan Imede dan Pena Bisnis Indonesia. Klien-klienya antara lain adalah Garuda Indonesia, Bank Central Asia, Mustika Ratu, Sinar Mas Group, Kasogi, Gramedia Majalah, Femina Group, dan H.M. Sampoerna. Pada tahun 1966, Indofood bersama-sama majalah Gatra dan kelompok penerbitan Jawa Pos membawa Rhenald Kasali melakukan Road Show di 10 kta dengan tema "Gempar" (Gelar Manajemen Pemasaran) yang di setiap kota dihadiri oleh sekitar 25 hingga 400 orang. Lalu pada tahun 1999, PT. H.M. Sampoerna melakukan hal serupa di 11 kota dengan sukses. Pada tahun 2000 dan 2001 BCA pun mlakukan hal serupa delam rangka peluncuran kartu Debit BCA dan Klik BCA.

Info Buku

Buku "Change" yang "asli" bisa didapatkan di toko buku -toko buku gramedia dengan harga Rp.95000,- dengan jilid softcover. Atau dapat juga diperoleh di pasar buku murah palasari (Bandung), senen
(Jakarta), atau kwitang (Jakarta) dengan diskon berkisar antara 5% -30%. Mengapa di awal saya sebut buku yang "asli", karena sekarang, dipasar buku -pasar buku murah seperti yang telah disebutkan beredar juga versi bajakannya dengan harga sekita Rp.35000,- sampai Rp.50000,- yang secara sekilas tidak jauh berbeda dengan buku yang aslinya dengan bungkus plastik yang tidak memungkinkan kita membukanya, kita akan mengetahui kalau buku itu bajakan setelah kita membuka halaman-demi halamannya, beberapa ciri buku bajakan itu adalah:
  • kertasnya lebih tipis
  • jilidannya kurang kuat dan mudah terlepas
  • gambar-gambar yang ada di dalam buku tidak jelas.
Sebenarnya mudah saja membedakan buku tersebut bajakan atau tidak dari harganya, jika bukunya masih baru akan tetapi harganya jauh dari harga asli , biasanya pedagang eceran untuk buku asli memberikan diskon paling besar 20% -30%, sudah bisa dipastikan itu buku bajakan. Untuk menghindari buku bajakan jka anda berbelanja ke palasari, Bandung BooksCorner (Luput dari kebakaran yang terjadi kemarin) bisa dijadikan tempat yang nyaman untuk berbelanja :)


Kamis, 30 Agustus 2007

Sebuah Pendakian Menuju Keputusan Yang Lebih Baik

Setiap hari kita disuguhi dengan keputusan-keputusan yang harus kita ambil baik dalam masalah pekerjaan maupun dalam masalah pribadi. Akan tetapi terkadang kita dihadapkan pada masalah yang rumit dalam mengambil keputusan yang terbaik bagi permasalahan yang kita hadapi tersebut sehingga proses pengambilan keputusan menjadi masalah tersendiri yang melengkapi permasalahan yang telah ada.

Spencer Johnson, MD, seorang sarjana psikologi dari University Of Southern California dan penulis puluhan buku best seller yang telah diterjemahkan ke 22 bahasa di berbagai negara, dalam bukunya yang berjudul “Yes Or NO”, menawarkan satu konsep yang dapat di pakai untuk membuat keputusan yang tak hanya baik akan tetapi “lebih baik”. Dalam buku yang tebalnya tidak lebih dari seratus halaman, pengarang buku “One Minute Manager” ini mengusulkan konsep “Lontarkan Pertanyaan Uji Coba, maka engkau akan mendapatkan keputusan yang lebih baik!”.

Dengan gaya penuturan sebuah cerita tentang pendakian yang dilakukan oleh seorang pemuda dengan pemandunya dan beberapa pendaki lainnya, sang penulis, memulai konsepnya bahwa untuk dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik maka kita harus berhenti membuat keputusan yang buruk. Hal ini seperti pepatah cina kuno, “Jika Anda ingin secangkir the panas, kosongkan cangkir Anda terlebih dahulu”,Menuangkan teh panas ke dalam cangkir yang penuh berisi teh dingin berarti teh panas itu tak akan dapat mengisinya melainkan akan tumpah kepiring alasnya. Hal ini sama halnya dengan apabila sesuatu yang tidak berjalan tidak menghalangi Anda, maka Anda bebas melakukan mencari hal yang lebih baik, dan biasanya Anda melakukannya dengan cepat. Dan hal ini hanya bisa dilakukan jika kita melontarkan beberapa pertanyaan terhadap diri ini sebelum membuat keputusan. Kebanyakan orang, terlalu malas meluangkan waktu untuk melontarkan pertanyaan dan berpikir sejenak, hasilnya mereka membuat keputusan yang buruk dan harus memulai dari awal lagi untuk membuat keputusan yang baik.

Setidaknya ada enam pertanyaan yang harus dilontarkan sebelum mengambil keputusan, yang keenamnya bermuara pada jawaban tegas, Ya atau Tidak. Keenam pertanyaan itu terdiri dari tiga pertanyaan praktis yang mengingatkan kita apa yang sebenarnya berlangsung di sekeliling kita, dan tiga pertanyaan pribadi yang menanyakan tentang apa yang ada di dalam diri kita.

Tiga pertanyaan praktis itu adalah:

  1. Apakah saya mengejar kebutuhan yang sesungguhnya?

Pertanyaan ini ditujukan untuk dapat membedakan antara yang kita inginkan dan apa yang benar-benar kita butuhkan. Seseorang yang fokus terhadap kebutuhan yang sesungguhnya, dan mengesampingkan apa yang diingininya akan dapat membuat keputusan yang lebih baik. Suatu keinginan adalah suatu harapan sedangkan suatu kebutuhan atau keperluan adalah suatu keharusan.

Sebuah keinginan hanyalah suatu pengalihan perhatian yang menarik, yang mungkin kita ingin kejar tetapi kelak akan mengecewakan. Kendati kita memperoleh apa yang kita inginkan, seringkali kita merasa tetap berharap. Sedangkan suatu kebutuhan bersifat mendasar dan mengasuh. Kebutuhan adalah apa yang diperlukan sebuah situasi. Sebagai contoh, kita ingin memakan selai tetapi kita membutuhkan roti. Selai itu terasa enak tetapi tidak mengenyangkan kita.

Sekitar tahun 1980-an, ketika orang jepang berhasil membeli sejumlah besar perusahaan dan real estate Amerika. Orang Amerika memperoleh apa yang mereka inginkan: keuntungan yang besar dan cepat. Sedangkan dunia usaha jepang memperoleh apa yang mereka butuhkan: Kekayaan dan kekuasaan jangka panjang.

Kuncinya adalah memumpukan diri pada kebutuhan yang sesungguhnya. Memumpukan berarti melihat dari segi hasil yang benar-benar Anda butuhkan secara jelas dan rinci sehingga Anda dapat melihat dairi Anda sendiri mencapai hal itu.

Pada awal tahun 1960-an presiden amerika mengatakan ,”Kita akan mendaratkan manusia dibulan dan mengembalikannya dengan selamat ke bumi pada akhir dekade ini.” Dari perkataannya ini kita bisa melihat bahwa ia ingin mendaratkan manusia di bulan sesegera mungkin. Tetapi kebutuhan yang sesungguhnya adalah untuk mendaratkan manusia di bulan dan mengembalikannya dengan selamat. Dan sejarah membuktikan bahwa amerika berhasil mendaratkan manusia di bulan pada tahun 1969, tepat pada akhirdekade itu, dan mengembalikan mereka dengan selamat.

Keputusan yang lebih baik hanya akan dihasilkan jika kita memfokuskan diri secara tegas pada apa-apa yang dibutuhkan dan mengesampingkan apa-apa yang diinginkan.

Untuk dapat melihat apa yang benar-benar Anda inginkan bertanyalah pada diri sendiri, “Apa yang ingin saya lakukan?”. Dan untuk melihat apa-apa yang Anda butuhkan, bertanyalah ,”MemAndang kebelakang, apa yang sebenarnya telah ingin saya lakukan?”

Tanyakanlah kepada diri sendiri apa yang benar-benar perlu dari keputusan ini? Bagi saya? Bagi Oran lain? Apakah daya lihat saya benar-benar terpumpun jelas pada hasil yang diperlukan ?

Apakah saya berkata “Ya” hanya terhadap apa yang benar-benar memenuhi kebutuhan, dan “Tidak” terhadap hal-hal lain?

Apakah saya mengejar kebutuhan yang sesungguhnya? Ya atau Tidak .

  1. Apakah saya telah mengetahui pilihan saya?

Hal selanjutnya yang harus dilakukan untuk mendapatkan keputusan yang lebih baik adalah menyadari bahwa Anda benar-benar mempunyai pilihan. Dalam pikiran kita yang beku karena rasa takut sering kali kita merasa yakin bahwa tidak terdapat pilihan lain. Hal itu jarang benar dan seringkali hanya merupakan tAnda persaaan takut semata.

Seringkali terdapat beberapa pilihan tetapi kita tidak menyadarinya. Anda dapat menyadari adanya beberapa pilihan tersebut dengan cara mengumpulkan informasi yang diperlukan. 'Informasi yang diperlukan' hanyalah apa yang Anda perlu ketahui untuk mengambil keputusan yang lebih baik. Segala hal lain yang tidak ada kaitannya. Ketika Anda mengumpulkan informasi itu, Anda akan semakin menyadari akan pilihan Anda .

Informasi adalah kumpulan fakta dan perasaan, apa dan bagaimana perasaan orang terhadap hal itu. Informasi dapat diperoleh melalui pengamatan, bertanya kepada orang yang berpengalaman, dan membuktikan kebenaran informasi itu sendiri.

Suatu hari Hendry Ford, mengundang makan ketiga managernya, dan kemudian memilih salah satunya untuk menjadi manager umum. Ketika orang itu menanyakan alasannya mengapa ia terpilih, Ford menjawab, “Andalah satu-satunya yang mencicipi makanan sebelum menamahnya dengan garam. Dan saya suka dengan orang yang mengumpulkan informasi terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.”

Mungkin kita tidak akan pernah merasa memperoleh informasi yang diinginkan, tetapi bertanyalah”apakah saya telah memperoleh informasi yang diperlukan?” informasi yang diperlukan itu bersifat kritis,yang berarti tanpa itu, Anda tak dapat mengambil keputusan yang lebih baik. Semakin banyak informasi yang diperlukan yang dapat kita kumpulkan, semakin terpempang dengan jelas pilihan-pilihan yang dapat kita ambil untuk menghasilkankeputusan yang lebih baik.

Tanyakanlah kepada diri Anda, apakah saya telah memperoleh informasi yang saya perlukan? Siapa yang memilikinya? Apa cara terbaik untuk memperolehnya?Apakah saya sendiri telah membuktikan kebenaran informasi itu?

Ketika saya mengumpulkan informasi yang perlu, apa saja pilihan lebih baik yang saya temukan? Apakah saya buta terhadap pilian saya atau apakah saya berhasil mengungkapkan beberapa pilihan yang berguna yang harus saya pilih diantaranya?

Apakah saya mengetahui tentang pilihan saya? Ya atau Tidak.

  1. Apakah saya memikirkan hal ini secara mendalam untuk mencapai hasil yang lebih baik?

Seorang pemain catur yang baik akan selalu memikirkan beberapa langkah dimuka agar dapat menang. Begitu juga dalam menghasilkan keputusan yang lebih baik, kita harus dapat membayangkan sesuatu apapun yang kita hadapi dan bertanya,”Apa kemungkinan yang terjadi? Kemudian apa tindakan selanjutnya? Dan seterusnya? Sampai kita memikirkan situasi itu secara mendalam dan agar tercapai hasil yang lebih baik. Bayangkan secara rinci apa yang akan terjadi seandainya Anda bertndak sesuai dengan keputusan sementara Anda.

Tanyakanlah kepada diri Anda, Apa saja hasil yang harus didapatkan untuk mengisi kebutuhan yang sesungguhnya? Jika saya bertindak sesuai keputusan saya, apa yang mungkin terjadi?Lalu apa kelanjutannya?...Lalu apa kelanjutannya? Apa yang saya takutkan merupakan hasil yang terburuk? Apa hasil yang paling baik? Apa yang harus saya lakukan dalam kasus yang paling buruk/baik? Seberapa jauh saya dapat meramalkan hasil yang paling mungkin? Bagi saya? Bagi Orang lain?

Apakah saya telah memikirkan hal ini secara mendalam untuk mencapai hasil yang lebih baik? Ya atau Tidak.


Dan Tiga pertanyaan pribadi itu adalah:

  1. Apakah saya sungguh jujur terhadap diri sendiri?

Keputusan yang buruk terjadi karena ilusi yang Anda percayai, sedangkan keputusan yang lebih baik diambil berdasarkan kebenaran yang Anda akui.

Mengambil keputusan berdasarkan ilusi yang kita yakini seperti membangun rumah diatas pondasi pasir. Tingal menunggu waktu kapan rumah itu akan ambruk. Sementara itu orang merasa sesuatu yang tidak enak yang ingin didorongnya ke lubuk hatinya. Hidup dalam ilusi adalah hidup terus-menerus dalam penderitaan. Kita tahu ada yang salah tetapi kita tidak mau tahu masalahnya. Kita menolaknya. Ibarat sakit kepala yang menahun yang kita anggap mengganggu, tetapi pada akhirnya kita bisa menerima dan menjadi terbiasa. Kita mentoleransi rasa sakit itu. Akan tetapi, ilusi, seperti halnya rasa sakit akan terus menguras kita, baik kita sadari maupun tidak.

Keputusan yang lebih baik selalu berdasarkan pada kenyataan, kebenaran, integritas, dan kejujran. Kenyataan adalah segala sesuatu yang nyata, kebenaran adalah penjelasan dari sesuatu yang nyata tersebut. Integritas adalah memberitahu diri sendiri tentan kebenaran itu, dan kejujuran adalah memberitahu orang lain akan kebenaran itu.

Di Amerika ada suatu perusahaan pelopor yang selama bertahun-tahun berpikir behwa mereka membuat mesin foto kopi terbaik hingga sekarang. Tetapi pangsa pasar terus merosot. Ketika direktur utama yang bijaksanan mengirim paa insinyur mereka dan melakukan uji tukar pengalaman antar perusahaan foto kopi, mereka menyadari perusahaan lain itu memiliki mesin fotokopi yang lebih bermutu dengan harga yang lebih murah.Akhirnya perusahaan itu segera memperbaiki mutu mesinnya untuk meningkatkan pelayanan sehingga para pelanggan tetap puas. Dan akhirnya perusahaan itu mendapat penghargaan Baldrige atas mutu organisasinya. Kisah tersebut adalah salah satu contoh yang baik dalam membedakan antara kebenaran dan ilusi. Dalam kisah tersebut perusahaan berilusi bahwa mesin fotokopinya adalah yang terbaik, akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa ada perusahaan lain yang memiliki mutu lebih tinggi dengan harga yang lebih murah. Akhirnya perusahaan tersebut harus jujur terhadap dirinya berdasarkan kenyataan yang ada dan berdasarkan hal ini, mereka dituntut untuk dapat mengambil keputusan yang lebih baik.

Keputusan yang lebih baik hanya akan jelas terlihat jika Anda menemukan kebenaran. Untuk menemukan kebenaran ini Anda harus sungguh-sungguh mencarinya. Untuk mendapat kebenaran, Anda harus mencari ilusi yang ingin Anda yakini itu benar, padahal sebenarnya tidak. Jauh lebih mudah melihat kesalahan orang lain. Jadi saya harus menyanyakan kepada mereka apa saja yang salah pada diri saya lalu saya perhatikan apa yang benar pada diri saya.

Tanyakanlah kepada diri sendiri, Sudahkan saya meninjau keputusan saya yang terdahulu unuk menunjukkan bahwa keputusan buruk yang telah saya ambil itu didasarkan atas ilusi yang saya yakini benar padahal belum pasti demikian? Sudahkah saya memeriksa kenyataan dengan mengamati apa yang terjadi di dalam diri saya dan disekitar saya? Apakah saya menghindari perasaan yang tidak nyaman akiat dari mempercayai seuah ilusi? Sudahkah saya melihat kebenaran itu sekarang?

Apakah saya sungguh jujur terhadap diri saya? Ya atau Tidak.

  1. Apakah keputusan ini sesuai dengan intuisi/perasaaan saya?

Setiap orang pasti memiliki 'pemandu pribadi', semacam penasihat didalam yang bijaksana. Itulah yag dinamakan intuisi. Termasuk di dalamnya pa yang Anda rasakan tentang cara mencapai keputusan itu. Seringkali kita terlalu banyak menggunakan ego dalam membuat suatu keputusan. Ego yang kuat mendukung kepercayaan diri, kecuali jika Anda menjadi egois seakan keputusan Anda hanya berpusat pada diri sendiri. Jika Anda bersikap egois terhadap suatu siatuasi, Anda menyulitkan diri sendiri. Keadaan menjadi rumit karena Andalah penyebabnya. Rumit, artinya ada banyak bagian suatu persoalan. Bila Anda menganggap suatu persoalan itu rumit, maka Anda dapat menganalisis setiap bagiannya, dan Anda akan menemukan jawaban yang sederhana dan jelas. Gabungkan semua hal itu dan Anda akan menemukan suatu penyelesaian.

Semakin banyak Anda menggunakan intuisi Anda untuk melihat bagaimana perasaan Anda, semakin Anda membuat diri anada terlindungi dari membuat suatu kesalahan. Bagaimana perasaaan Anda tentang cara Anda mengambil keputusan seringkali meramalkan hasilnya. Jangan pernah mengambil suatu keputusan yang didasarkan atsa rasa takut dan gelisah, karena Anda tidak akan pernah mendapatkan hasi yang lebi baik. Anda cenderung mendapatkan hasil yang leih baik bila Anda tidak dibimbing oleh ego melainkan oleh “pemandu yang lebih baik”.

Tanyakanlah kepada diri Anda saat membuat keputusan. Apakah saya merasa takut atau antusian? Jelas atau bingung? Egois atau “Dipandu”?

Apa yang akan saya lakukan apabila saya tidak takut saat itu?

Apakah keputusan ini sesuai dengan saya? Enar-benar sesuai seperti warna baju kesukaan saya, atau keinginan untuk menemui sahabat saya, atau pergi berjalan-jalan seorang diri? Bila saya merasa ada saya merasa ada sesuatu yang kurang cocok, yang kemungkinan memang begitu, maka saya sebaiknya mengubah keputusan saya lagi.

Apakah keputusan ini benar-benar sesuai dengan perasaan saya? Ya atau Tidak.

  1. Apakah tindakan saya menunjukkan keyakinan saya bahwa saya patut memperoleh yang lebih baik?

Banyak orang berpikir mereka patut mendapatkan hal yang lebih baik, tetapi tindakan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak begitu yakin.

Untuk menyadari apa yang benar-benar Anda yakini, Anda harus melihat apa yang paling sering Anda lakukan.

Orang yang benar-benar meyakini bahwa mereka patut memperoleh apa yang lebih baik akan bertindak dan berusaha melakukan sesuatu untuk mendapatkan yang lebih baik tersebut.

Kunci untuk membuat keputusan yang lebih baik adalah keputusan untuk percaya bahwa saya patut mendapatkan yang lebih baik dan kemudian bertindak menurut keyakinan tersebut.

Tanyakanlah kepada diri Anda, Apakah saya telah cukup mempertimbangkan dengan dalam keputusan yang lampau untuk menyadari apa yang benar-enar saya yakini patut saya peroleh? Apakah saya melihat bagaimana keputusan saya mengungkapkan keyakinan saya? Untuk melihat yang saya yakini, Apakah saya melihat apa yang saya lakukan sebenarnya? Apakah saya cukup yakin akan keputusan saya untuk segera melaksanakannya?

Apa yang akan saya lakukan sekaang seandainya saya bertindak seakan-akan saya yakin bahwa saya patut mendapatkan yang lebih baik?

Apakah tindakan saya menunjukkan keyakinan bahwa saya patut memperoleh yang lebih baiik? Ya atau Tidak.