Judul : Change! Manajemen Perubahan dan Harapan
Penulis : Rhenald Kasali Ph.D
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Maret 2005
Tebal : 434 halaman
Ukuran : 14.5 x 24 cm
Harga : Rp 95.000,-
Teknologi Pemicu Cepatnya Terjadi Perubahan
Disadari atau tidak perkembangan teknologi merupakan pemicu terbesar terjadinya perubahan yang sangat cepat. Dunia berubah dengan cepat setelah inggris memelopori revolusi industri melalui temuan-temuan mesin mekanik yang mengubah wajah dunia dalam menghasilkan sesuatu. industrialisasi kemudian menciptakan perubahan yang dasyat pada babak berikutnya. Industrialisasi menuntut kewirausahan, inovasi, bahan baku dan pasar. Peta duniapun berubah total. Penguasaan bangsa-bangsa beserta bahan baku yang dikuasainya, perang terhadap ideologi, dan perang informasi terjadi dari hari kehari. Manusia terus mencipta, melahirkan karya-karya baru dan perubahan terus mengikutinya. Dengan kata lain perubahan senatiasa mengikuti alur kehidupan, dan kehidupan adalah perubahan itu sendiri.
Perubahan dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan pada siapa saja. Perubahan adalah suatu siklus yang harus dilalui oleh semua makhluk hidup, alam, manusia, perusahaan maupun bangsa-bangsa di dunia. Hanya mereka yang mampu beradaptasi dengan perubahanlah yang mampu bertahan melewati siklus tersebut.
Dalam bukunya, Rhenald Kasali, lebih mengkhususkan bahasannya pada fenomena perubahan yang terjadi di perusahaan, hal ini selaras dengan kondisi perusahaan-perusahaan di Indonesia yang sedang berusaha bangkit kembali setelah diterpa krisis ekonomi yang berkepanjangan yang telah mematikan sebagian besar sektor usaha. Dalam buku ini penulis menguraikan langkah-langkah yang harus diambil untuk memulai perubahan yang harus dilakukan untuk keluar dari kondisi krisis ataupun perubahan yang dilaksanakan untuk menghindari kondisi kritis dan strategi-strategi apa yang harus diambil untukmenghadapi perubahan tersebut.
Strategi Perubahan Ala Plat
Dalam bukunya, penulis mengadopsi strategi perubahan yang dikemukakan oleh Plat. Plat (2001) membedakan perubahan strategis suatu perusahaan ke dalam tiga kategori, yang masing masing kategori harus ditangani secara berbeda, yaitu:
1. Transformasi Manajemen. Transformasi biasanaya dilakukan oleh perusahan - perusahaan yang sehat, atau perusahaan yang mulai menangkap adanya sinyal-sinyal yang kurang menggembirakan.Pada saat ini, biasanya perusahaan mengajukan pertanyaan-petanyaan seperti:
- Hal-hal tidak patut apa yang telah kita lakukan ("wat are we doing wrong")
- Hal-hal apa yang mampu membuat kita menjadi lebih abik ("what could we do better")
2. Manajemen Turnaround. Biasanya dilakukan kalau suatu perusahaan sudah mulai menghadapi persoalan-persoalan yang agak pelik dan melibatkan pihak-pihak yang agak luas. Namun, pada tahapan ini disadari perusahaan masih mempunyai sumber daya (pada sisi aset) dan waktu yang memungkinkan untuk melakukan manuver-manuver perbaikan. Misalnya anda masih bisa memperbaiki performance perusahaan karena masih mempunyai produk unggulan, reputasi yang memadai dan masih ada aset-aset kurang prduktif yang dapat ditingkatkan produktivitasnya atau dilepas pada pihak ketiga.
3. Manajemen krisis. Biasanya dilakukan kalau perusahaan sudah memasuki masa krisis, yaitu saat perusahaan kehabisan darah (Cashflow) dan energi (reputasi dan motivasi). Pada titik ini perusahaan mulai tampak sulit memenuhi kewajiban-kewajiban pembayaran jangka pendek yang jatuh tempo, mulai dari tagihan para pemasok bahan baku, kredit jangka pendek, sampa gaji karyawan. Pada tahap ini, perusahaan sudah benar-benar berada pada posisi berbahaya dan posisinya diragukan.
Melihat, Bergerak, dan Menyelesaikan
Sangatlah sulit melakukan perubahan seorang diri. Perubahan hanya dapat diselesaikan dengan kawalan sebuah tim, tim perubahan. Oleh karenanya seorang pemimpin yang ingin melakukan perubahan harus bisa membuka mata bawahannya untuk "melihat" perlunya perubahan. Ada tiga cara yang dapat ditempuh untuk membantu orang lain "melihat" ,
1. Ciptakan kontras yg tajam, sesuatu akan disadari keberadaannya jika ada kontras antara dirinya dan lingkungannya. Dengan adanya kontras seseorang dapat melihat adanya gap antara apa yang telah diperolehnya dan apa yang telah diperoleh oleh orang lain, atau antara apa yang telah berhasil dicpainya dengan apa yang seharusnya masih bisa dicapainya.
2. Ciptakan konfrontasi yang efektif, terkadang menciptakan kontras saja tidaklah cukup. Seseorang perlu dikonfrontasikan atau dihadapkan dengan masalah yang berulang-ulang. Dengan adanya konfrontasi yang intensif seseorang akan lebih memahami apa yang dihadapinya dan mengapa perlu perubahan.
3. Gabungkan antara kontras dan konfrontasi, gabungan antara kontas dan konfrontasi adalah kombinasi yang baik dalam membantu "melihat" perlunya perubahan. Dengan kontras seseorang mampu membedakan antara dua situasii yang berbeda dan dengan konfrontasi seseorang dibawa lebih mudah untuk memahami permasalahan yang dihadapi.
Setelah bisa meyakinkan orang lain untuk bersama-sama melakukan perubahan langkah berikutnya adalah mendorong mereka untuk bergerak melakukan perubahan. Karena tidak semua orang ang melihat lantas mau bergerak. Seseorang yang telah melihat maka ia akan percaya (seeing is believing) dan seseorang yang percaya maka ia akan memiliki komitmen untuk bergerak. Ada kalanya orang lebih dulu percaya dan bergerak kemudian ia melihat (believing is seeing). Langkah berikutnya adalah menyelesaikan perubahan, karena tidak semua orang yang bergerak selalu mampu menyelesaikan perubahan, oleh karena itu dibutuhkan komitmen yang kuat untuk menyelesaikan perubahan, untuk menumbuhkan komitmen tersebut dibutuhkan tujuan-tujuan jangka pendek yang senantiasa dapat dilihat hasilnya dalam jangka waktu yang relatif singkat sehingga orang yang melihat baru percaya (seeing is believing) akan ikut bergerak mengawal perubahan dan orang yang percaya baru melihat (believing is seeing) tidak akan putus asa karena senantiasa dapat melihat hasilnya. Adakalanya perubahan baru dapat diselesaikan oleh tim perubahan setelah terjadi pergantian kepemimpinan, tetapi yang penting adalah jangan sampai perubahan ini terhenti ditengah jalan dan tidak pernah terselesaikan.
Pada bab-bab berikutnya penulis membahas mengenai bagaimana cara bergerak 'yang baik dan benar' setelah berhasil membantu semua orang melihat akan perlunya perubahan. Dalam bergerak mengawal perubahan, seseorang harus bisa mengidentifikasi kondisi perusahaan yang ditanganinya. Perubahan pada saat-saat perusahaan sedang menanjak tentu saja berbeda dengan kondisi perusahaan yang sedang terpuruk atau sekarat. Oleh karenannya diperlukan analisis turnaround (putar balik), dan harus tepat dalam pemilihan pemimpin perubahan. Selain itu agar perubahan dapat terjadi dengan baik diperlukan proses penyederhanaan masalah dan berorientasi pada tindakan.
Di dalam peroses perubahan juga diperlukan terjadinya transformasi nilai-nilai budaya korporat. Setiap budaya yang baik perlu untuk dipelihara dan ditumbuhkembangkan, sebaliknya budaya yang jelek sedikit demi sedikit dihapuskan. Oleh karenanya diperlukan "sharing" budaya antara bagian dalam perusahaan sehingga semua orang tahu dan mau menjalankan 'budaya baik' dan meninggalkan 'budaya buruk'.
Pesta Perubahan Yang Menggairahkan
Setelah proses perubahan selesai dilakukan, langkah terakhir adalah merayakannya. Buatlah pesta perubahan yang mengikutsertakan semua orang. Dapat dipahami bahwa dalam proses perubahan selalu ada pihak yang pro dan yang kontra. Akan tetapi dalam pesta perubahan kedua kelompok ini harus sama-sama 'diundang' kepesta agar kelompok yang kontra perubahan tidak mengganjal perubahan yang sudah dan sedang dilakukan dan supaya mereka melihat hasil perubahan yang telah dilakukan agar mereka tergerak hatinya untuk ikutserta mengawal perubahan. Yang perlu diingat dalam sebuah pesta adalah bukan pesta itu sendiri melainkan tujuan dibaliknya. Oleh karena itu, buatlah semua orang merasa berpartisipasi dalam proses perubahan. Buatlah mereka memiliki perubahan itu, pompa lah semangat setiap orang dengan memperlihatkan hasil-hasil perubahan yang menjanjikan sehingga setiap orang bisa melihat kesuksesan yang telah dilakukannya. Selain itu selalu tanamkan harapan-harapan dalam proses perubahan. Karena tanpa harapan, proses perubahan hanya akan dipenuhi oleh keputusasaan. Akan tetapi, harapan tersebut harus disesuaikan dengan realitas yang ada, jangan sampai harapan itu membuahkan kekecewaan karena sangat jauh dari realita.
Bertabur Kisah Perubahan
Tentang Penulis



Info Buku
Buku "Change" yang "asli" bisa didapatkan di toko buku -toko buku gramedia dengan harga Rp.95000,- dengan jilid softcover. Atau dapat juga diperoleh di pasar buku murah palasari (Bandung), senen (Jakarta), atau kwitang (Jakarta) dengan diskon berkisar antara 5% -30%. Mengapa di awal saya sebut buku yang "asli", karena sekarang, dipasar buku -pasar buku murah seperti yang telah disebutkan beredar juga versi bajakannya dengan harga sekita Rp.35000,- sampai Rp.50000,- yang secara sekilas tidak jauh berbeda dengan buku yang aslinya dengan bungkus plastik yang tidak memungkinkan kita membukanya, kita akan mengetahui kalau buku itu bajakan setelah kita membuka halaman-demi halamannya, beberapa ciri buku bajakan itu adalah:
- kertasnya lebih tipis
- jilidannya kurang kuat dan mudah terlepas
- gambar-gambar yang ada di dalam buku tidak jelas.